Semoga Blog ini dapat di jadikan media menjalin tali silaturrohmi
dan tukar informasi yang positif dan membangun bagi saudara-saudara...

Kamis, 18 Agustus 2011

Antena UHF TV 16ribuan jadi Antena Wireless yang yahud Sumber: Antena UHF TV 16ribuan jadi Antena Wireless yang yahud

Ini enaknya klo tinggal di kota yahhhh ... yang bisa dibilang lumayan gedhe. Disini terdapat banyak AP (Access Point), biasanya AP ada di kampus kampus, coffe shop, cafe cafe and lounge. Hotel hotel. Cara ini insyaallah tidak merupakan perbuatan jahat maupun perbuatan dosa. karena AP yang kita tuju atau kerennya hot spot tidak di encryp, berarti ini diasumsikan bahwa semua orang yang ada di area tersebut boleh join. karena kita tidaklah begitu dekat dengan AP maka kita berusaha mendekatkan diri dengan AP supaya dapat masuk ke dalam area tersebut :
  • Langkah 1

    Anda harus memiliki USB Wireless Adapter. Yang bisa anda dapatkan ditoko toko komputer dengan harga berkisar Rp 210.000 (cukup murah untuk technology secanggih ini) + antenna UHF bentuk parabola.

  • Langkah 2

    Langkah ini merupakan langkah kunci, yaitu dengan menggunakan antenna UHV yang berbentuk Grid Parabolic sebagai Reflector untuk memperkuat sinyal. Anda bisa mendapatkan di toko toko elektronik terdekat dengan harga berkisar antara Rp 16.000. Kalau lebih mahal dienyang (tawar aja) aja.

  • Langkah 3

    Untuk lebih memperkuat daya reflexy dari parabole anda dapat menambahkan kawat kasa pada seluruh permukaan, lalujangan lupa disekrup dengan rangka parabola. Anda juga bisa menambahkan alumunium foil. Tapi menurut saya sangatlah ribet bila pake' alfol. ngga' rapi lagi.

  • Langkah 4

    Pasanglah USB WiFi Adapter pada tiang penyangga yang ada di tengah parabola. Apabila terlalu panjang dari fokusnya dapat dipotong.

    Usahakan agar USB WiFI terletak pada fokus parabola. Ingat kan rumus fokus parabola. Kalau ragu nih rumus sederhananya.

    F= D(kuadrat) / 4(kuadrat).c

    D: diameter parabola
    C: kedalaman parabola

  • Langkah 5

    pasang kabel USB( High Speed 2.0 usb cable system) sedemikian rupa. Yang rapi ya. BIar keyen

  • Langkah 6

    Lalu pasang kembali tiang penyangga USB wifi pada parabola. Pasang pada pipa besi untuk mempermudah antenne supaya enak diputar putar. Taraaaaa jadi dech.

  • Langkah 7

    Kalau udah install driver USB WiFI tadi (bawaan pabrik).

    Lalu install "NETWORK STUMBLER" untuk mencari sinyal yang kuat dan terdekat. Kalau belum punya met Googling Googling dech (tenang gratisan kok)

  • Langkah 8

    Pasang antenna diluar dan masukkan kabel USB pada port komputer anda. Scan pake Net Stumbler. Cari jaringan yang ngga' di ENCRYPT dan jareknya paling deket dengan anda. Lalu join aja.

  • Langkah 9

    Kalau belum nemu nemu puter puter aja terus sapa tau Assigned by DHCP langsung.

Inovasi Dunia Sosis


Siapa tak kenal sosis?? Sosis adalah salah satu produk olahan daging yang digemari masyarakat Indonesia khususnya anak-anak. Rasanya gurih dan kenyal mirip seperti bakso. Sosis adalah makanan yang terbuat dari daging atau ikan yang telah dicincang dan dihaluskan serta diberi bumbu, rempah-rempah dan bahan-bahan lainnya yang kemudian dibungkus dalam selonsong berbentuk bulat panjang, baik yang terbuat dari usus hewan maupun pembungkus buatan (casing).

Sosis yang sering kita makan selama ini dibuat dari bahan yang bersumber dari bahan hewani, misalnya daging sapi, daging ayam, daging ikan, daging kelinci dan lain – lain. Tapi bisakah jika sosis dibuat dari bahan nabati?? Pertanyaan ini telah dijawab oleh sejumlah mahasiswa yang aktif di Pusat Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa (PPKM) Faerumnesia Fakultas Pertanian UGM dengan menghadirkan produk inovasi baru dunia sosis yaitu “Sosis Tempe”.

Bukan sebuah alasan yang ngawur jika tempe mampu disulap menjadi sosis. Tempe dapat dijadikan sosis dengan alasan bahwa protein kedelai yang merupakan bahan baku tempe, bersifat hidrofolik sehingga mampu menyerap dan menahan air, dapat membantu pembentukkan emulsi dan dapat membentuk selaput atau film, membentuk gel, mempunyai daya rekat yang tinggi dan bersifat pengentai.

Indonesia merupakan negara produsen tempe terbesar di dunia dan menjadi pasar kedelai terbesar di Asia (Rukmana, 2001). Pembuatan sosis tempe memiliki prospek yang baik mengingat banyaknya konsumsi tempe di tanah air, sehingga membuka peluang usaha untuk mengolah tempe menjadi aneka makanan olahan yang lebih variatif dan menarik seperti sosis tempe ini. Tempe adalah sumber protein dalam pembuatan sosis tempe. Tempe merupakan makanan yang kaya manfaat diantaranya adalah melancarkan pencernaan, mempunyai gizi yang tinggi, zat gizinya mudah disersap dalam tubuh, mengandung zat yang menghambat pertumbuhan bakteri penyebab infeksi, sebagai senyawa antioksidan yang berfungsi sebagai penangkal radikal bebas, mempunyai sifat dapat menurunkan kadar kolesterol darah (Darwin, 1995).

Dengan hadirnya sosis tempe berarti masyarakat diberikan sebuah pilihan makanan baru yang bergizi tinggi sekaligus menarik untuk disantap sehingga anggapan tempe sebagai makanan kelas bawah akan terhapuskan. Anda vegetarian?? Mungkin sosis tempe ini merupakan pilihan yang tepat bagi anda.Tertarik untuk mencoba membuat??Silahkan simak langkah-langkah membuat sosis tempe berikut.

Untuk membuat sosis tempe, bahan-bahan yang dipersiapkan yaitu

  1. Tempe
  2. Putih telur
  3. Air es
  4. Tepung tapioka
  5. Minyak jagung.
  6. Bumbu-bumbu ( Bawang putih 0,44 gram, garam 2,50 gram, gula pasir 0,68 gram, lada )

Cara Pembuatan :

  1. Teimbang tempe 71,38 gram lalu dipotong-potong menjadi beberapa potongan kecil, lalu dihaluskan dengan cara digiling atau ditumbuk.
  2. Masukkan 37,5 gram putih telur, bumbu, air es 7,3 gram dan juga tepung tapioka 7,5 gram.
  3. Tuangkan 28,62 gram minyak jagung ke dalam campuran bahan sambil diaduk-aduk hingga menjadi adonan yang menyerupai pasta.
  4. Masukkan adonan itu ke dalam casing (selongsong) sepanjang 10 cm lalu diikat ujungnya dengan benang erat-erat.
  5. Setelah itu, sosis tempe dimasak. Pemasakan dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti perembusan, pengukusan, pengasapan, pemasakan secara kering dengan menggunakan oven serta kombinasi dari cara-cara tersebut. Penggunaan asap pada pemasakan terutama bertujuan untuk memberikan cita rasa khas, mengawetkan, menghasilkan produk yang khas dan mencegah oksidasi.
  6. Sosis tempe yang telah jadi kemudian didinginkan dan dikemas menggunakan plastik tipis khusus untuk membungkus sosis. Sosis dikemas dengan sistem kedap udara sehingga tidak ada organisme yang masuk dan bisa memperlama daya tahan sosis.

Sumber gambar: http://meisusilo.files.wordpress.com/2008/12/image-thumb214.png?w=260&h=200

Sumber info: http://bisnisukm.com/inovasi-baru-dunia-sosis.html

Gombong

“Gombong adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Gombong merupakan kota kecamatan yang mempunyai letak strategis karena memiliki beberapa objek wisata yang sedang berkembang. Objek-objek wisata tersebut antara lain Bendungan Sempor yang terletak 7 km di sebelah utara Gombong. Bendungan tersebut merupakan sumber irigasi, pembangkit listrik dan objek pariwisata. Bendungan tersebut pernah jebol dan memakan korban lebih dari 130 orang meninggal dunia. Namun demikian sekarang bendungan tersebut telah dibangun kembali.

Di samping itu 18 km di sebelah selatan agak ke barat terdapat Pantai Puring, Pantai Ayah, Pantai Buayan, Pantai Logending dan beberapa goa stalagtit/stalagmit yang masih asri (Goa Petruk) dan goa yang sudah dipugar (Goa Jatijajar). Selain itu juga ada Pantai Karangbolong. Pada bulan tertentu diadakan acara ritual ngunduh sarang burung walet di pantai tersebut, karena banyak burung walet yang meletakkan sarangnya di tebing-tebing curam yang ada di Pantai Karangbolong.

Kota Gombong merupakan kota kecil dengan penduduk cukup padat yang mayoritas hidup berdagang dan bertani.”(gombong.com)


KASINO HADIWIBOWO (Kasino – Warkop Prambors), ”Melawak itu berat,” kata Kasino. Bayangkan, ketika ia sendiri lagi tidak kepingin tertawa, orang menuntutnya harus tertawa. Tetapi, Kasino, bersama kawannya yang bergabung dalam kelompok Warung Kopi Prambors, Wahyu Sardono, dan Indrodjojo Kusumonegoro, terus menggelinding dalam profesinya sebagai pelawak.

Orangtuanya, dia sendiri dan bahkan Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial UI, tempatnya dulu menuntut ilmu, mungkin tidak pernah membayangkan ia bakal menjadi pelawak. Tetapi dia mengaku bahwa sense of humour dimilikinya sejak dulu. ”Dari kecil saya sudah suka ngejailin orang, ngep2kiin orang,” tutur Kasino yang panggilan akrabnya Seky (artinya, si pesek). Di kampus, kebetulan Seky bertemu orang-orang yang ‘’sealiran”, seperti Nanu (almarhum) dan Dono. Jadilah mereka membanyol, meng-kick sana-sini.Keberuntungan Seky bermula di malam Jumat, saat ia dan kawan-kawannya kongkow di radio Prambors, cuap-cuap sekenanya model obrolan di warung kopi. Ternyata, acara begitu banyak peminatnya. Setiap acara tiba, pisang goreng, ketan pakai kelapa parut, dan banyak makanan lain, menumpuk di studio. ”Kebanyakan yang mengirim ibu-ibu,” kata Seky. Mereka kemudian menjadi laris, sebagai penjual tawa.

Di dunia lawak, kehadiran Seky dan kawan-kawan mengembuskan angin segar. Mereka bukan lagi mengesankan orang udik, tidak makan bangku sekolah, dan mengandalkan plesetan bicara, seperti yang sering dikesankan pelawak sebelumnya. Kelompok Warkop mewakili generasi pelawak terpelajar, yang memiliki warna baru dalam membanyol.

Karier dalam film pun terus melaju. Dalam film Maju Kena Mundur Kena, Seky dan kedua kawannya masuk dalam kelompok artis yang pernah dibayar paling mahal. ”Melucu dalam film lebih gampang. Kalau dialognya tak lucu, gambarnya bisa dibikin lucu.” Hal ini tak bisa dilakukan di atas panggung atau dalam rekaman kaset.

Ketika menjadi mahasiswa, Kasino banyak menghabiskan waktu di lereng-lereng gunung bersama Mapala UI. Ia menikahi Amarmini yang biasa dipanggil Mieke. Mereka dianugerahi seorang putri.

http://www.pdat.co.id/hg/apasiapa/html/K/ads,20030623-41,K.html

Nama :
KASINO HADIWIBOWO

Lahir :
Gombong, Jawa Tengah, 15 September 1950

Agama :
Islam

Pendidikan :
- SD, Jakarta (1963) ; SMP, Jakarta (1966)
- SMA, Jakarta (1969)
- Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Indonesia (1979)

Karir :
- Penyiar Radio Prambors (1974-1980)
- Pimpinan Warung Kopi Corporation
- Film-filmnya bersama Warkop: Mana Tahan (1980)
- Gengsi Dong (1980)
- Gede Rasa (1981)
- Pintar-pintar Bodoh (1981)
- Manusia Enam Juta Dolar (1982)
- IQ Jongkok (1982)
- Setan Kredit (1982)
- Dongkrak Antik (1982)
- Chip (1983)
- Maju Kena Mundur Kena (1983)

Kegiatan Lain :
- Direktur Klinik Spesialis Rawamangun (sampai 1983)

**Terima kasih untuk Pak Marsikin atas informasi tokoh ini

Prof. Sumitro Djojohadikusumo


Pada ulang tahunnya ke-30, 1985, Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) memberikan penghargaan Piagam Hatta kepada Widjojo Nitisastro dan Sumitro. Tokoh terakhir ini disebut ”Bapak Sarjana Ekonomi Indonesia”, yang, ”Sumbangannya terhadap perkembangan ilmu ekonomi yang berorientasi pada kebijaksanaan pembangunan, tidak diragukan lagi.”
Mengaku sebagai ”pengamat independen”, usai menerima penghargaan ia berpidato mengenai Tanggung Jawab Profesional Seorang Ekonom dari Masa ke Masa. Antara lain ia menjelaskan, ”Perlunya pengertian yang terinci tentang tinggal landas dalam Pelita VI. Agar tidak timbul berbagai penafsiran tanpa suatu tolok ukur.”
Inti tanggung jawab profesional ekonom, menurut Sumitro, adalah ikhtiarnya untuk ikut meletakkan dasar yang kuat, berdasarkan pertimbangan yang rasional. Pokok perhatian harus pada kehidupan manusianya. ”Salah satu jalur pendobrak kemiskinan ialah masalah kesempatan kerja,” tuturnya seperti waktu memberikan kuliah perdana di Universitas Terbuka, 1984.
Ia lantas memperkirakan, rasio beban ketergantungan sejumlah penduduk Indonesia saat ini 4:1. Artinya, 1 tenaga produktif memikul kebutuhan 4 jiwa, yang seharusnya cuma 2,5. Untuk menguranginya, perlu meningkatkan sektor industri, dan pengembangan wilayah. ”Ini menyangkut pola penggunaan dana, daya, dan efisiensi sistem perekonomian di Indonesia,” ujarnya.

Ketika memperingati 35 tahun Fakultas Ekonomi UI, 1985, pendiri dan dekan pertama fakultas ini membuka simposium Industrialisasi di Indonesia. Di antaranya ia menyebut tiga pemikiran mengenai industrialisasi. Yakni, yang memiliki keunggulan komparatif, memprioritaskan industri hulu masa depan, dan membangun dalam keterkaitan antara industri hulu dan hilir. ”Ketiga konsep ini bukan dogma,” ujarnya.

Pada usia 17 tahun, anak sulung dari lima bersaudara ini ingin belajar filsafat dan sastra Prancis. Tetapi, begitu lulus sarjana muda di Universitas de Sorbonne, Paris, 1938, perhatiannya beralih ke bidang ekonomi. ”Saya seniman yang kesasar,” selorohnya. Ayahnya, Almarhum Margono Djojohadikusumo, ketua DPA pertama dan pendiri BNI 1946.

Selama Perang Dunia II, Sumitro berada di Negeri Belanda, dan terlibat dalam gerakan anti-Nazi. Tetapi, ia masih sempat meraih gelar doktor ekonomi dari Economische Hogeschool, Rotterdam, 1942. Cum, demikian nama panggilannya, kemudian kembali ke Indonesia, dan mulai bekerja sebagai asisten Perdana Menteri Sutan Sjahrir.

Setahun kemudian, Sumitro membantu L.N. Palar di Dewan Keamanan PBB, lalu anggota delegasi RI ke KMB di Den Haag, Negeri Belanda, 1949. Setelah itu, ia menjadi Kuasa Usaha RI di Washington DC, dan ikut mempersiapkan pembukaan kedutaan RI di AS. Kemudian, tiga kali ia menjadi menteri, hingga 1956.

Berselisih dengan pemerintah RI saat itu, Sumitro bergabung dengan PRRI, 1957. Sepuluh tahun di pengasingan, ia menekuni bidang konsultan di Malaysia, Hong Kong, Muangthai, Swiss, dan Paris. Ketika Orde Baru lahir, ia kembali ke tanah air, dan sempat menjadi menteri, hingga 1978.

Dikenal sebagai pekerja keras, Sumitro mempunyai daya tahan yang besar. Dalam usia menjelang 69 tahun, ia bekerja dari siang sampai malam. Kini, ia memimpin Induk Koperasi Pegawai Negeri, dan aktif di PT Indoconsult dan PT Redecon. Sehari ia menghabiskan dua bungkus rokok putih, dan 20 cangkir kopi. Ia juga pecandu tenis. Menikah dengan Dora Sigar asal Sulawesi Utara, ia ayah empat anak dengan sejumlah cucu.

Pada 1983, Sumitro menjadi besan Presiden Soeharto. Anaknya yang ketiga, Prabowo Subianto, seorang perwira TNI-AD memperistrikan Siti Hediati Hariyadi, putri keempat dari enam anak Presiden Soeharto.

Nama :
SUMITRO DJOJOHADIKUSUMO

Lahir :
Gombong, Jawa Tengah, 29 Mei 1917

Agama :
Islam

Pendidikan :
- Universitas Sorbonne, Paris, Prancis (1938)
- Sekolah Tinggi Ekonomi Nederland, Rotterdam, Negeri Belanda (Sarjana, 1940
- Doktor, 1942)

Karir :
- Pembantu Staf Perdana Menteri RI (1946)
- Presiden Direktur Indonesian Banking Corporation (1947)
- Wakil Ketua Perutusan Indonesia pada Dewan Keamanan PBB (1948-1949)
- Anggota Delegasi RI pada Konperensi Meja Bundar, Den Haag (1949)
- Kuasa Usaha KBRI di Washington DC, AS (1950)
- Menteri Perdagangan dan Perindustrian (1950-1951)
- Guru Besar Universitas Indonesia (1951-sekarang)
- Menteri Keuangan (1952-1953 dan 1955-1956)
- Konsultan Ekonomi di Malaysia, Hong Kong, Muangthai, Prancis, Swiss (1958-1967)
- Menteri Perdagangan (1968-1973)
- Menteri Negara Riset (1973-1978)

Kegiatan Lain :
- Ketua Umum Induk Koperasi Pegawai Negeri
- Konsultan Ekonomi pada Indoconsult (1978-sekarang)
- Komisaris Utama PT Bank Perkembangan Asia (1986), .001 PT Redecon & LP3ES
- Ketua Dewan Penyantun Universitas Mertju Buana (1985- sekarang)

Karya :
- Antara lain: Soal Bank di Indonesia, 1946
- Keuangan Negara dan Pembangunan, 1954
- Ekonomi Pembangunan, 1955
- Kebijaksanaan di Bidang Ekonomi Perdagangan, 1972
- Indonesia dalam Perkembangan Dunia Kini dan Masa Datang, 1976
- Trilogi Pembangunan dan Ekonomi Pancasila, 1985
- Perdagangan dan Industri dalam Pembangunan, 1986

http://www.pdat.co.id/hg/apasiapa/html/S/ads%2C20030626-133%2CS.html

**Terima kasih untuk Pak Marsikin atas informasi tokoh ini


Amien Rais


Amien Rais lahir di Solo, 26 April 1944, dari sebuah keluarga yang sangat taat dalam menjalankan agamanya. Suhud Rais, ayahnya, adalah lulusan Mu’allimin Muhammadiyah dan semasa hidupnya bekerja sebagai pegawai kantor Departemen Agama. Sang ibu, Sudalmiyah, adalah alumni Hogere Inlandsche Kweek school [HIK] Muhammadiyah, kemudian menjadi aktivis Aisyiyah dan pernah menjabat sebagai ketuanya di Surakarta selama dua puluh tahun. Sudalmiyah juga dikenal sebagai seorang guru yang ulet. Ia mengajar di Sekolah Guru Kepandaian Putri [SGKP] Negeri dan Sekolah Bidan Aisyiyah Surakarta. Karena prestasinya di dunia pendidikan, pada tahun 1985, Sudalmiyah mendapat gelar Ibu Teladan se-Jawa Tengah. Ia juga aktif di partai politik Masyumi ketika masa jayanya pada tahun 1950-an. Kakek Amien Rais, Wiryo Soedarmo, adalah salah seorang pendiri Muhammadiyah di Gombong, Jawa Tengah. Jadi, Amien Rais dilahirkan dari keluarga yang sangat kental warna Muhammadiyahnya.

Amien merupakan anak kedua dari enam bersaudara. Kakaknya adalah Fatimah, dan empat adiknya adalah Abdul Rozak, Achmad Dahlan, Siti Aisyah, dan Siti Asyiah. Mereka tumbuh dan dibesarkan di kampung Kepatihan Kulon. Sejak kecil mereka sudah dilatih disiplin oleh sang ibu. Bila Amien kecil melanggar, sang ibu tidak segan-segan menghukumnya. Mereka harus bangun pukul 04.00 WIB setiap pagi. Caranya dengan meletakkan jam weker di dekat tempat tidur. Dan ketika bangun, mereka diminta untuk mengucapkan “ashalatu khairum minan naum” dengan suara keras sehingga terdengar sang ibu. Sang ibu biasanya memberikan imbalan berupa uang 50 sen. Uang tersebut lalu mereka tabung, untuk dibelikan baju baru menjelang lebaran.

Walaupun tegas, tetapi sang ibu tidak pernah memaksakan kehendaknya. Anak-anaknya dibiarkan tumbuh secara alami, sesuai dengan minat dan bakatnya masing-masing. Hanya saja, pesan sang ibu yang tak pernah putus adalah mengingatkan mereka bahwa haki kat hidup adalah ibadah. Yang terus diingat Amien, ketika ibunya berkata, “Ingat Mien, berkemah pun ibadah.”

Dalam berbagai kesempatan, Amien Rais secara terus terang mengakui bahwa ibunyalah yang sangat mempengaruhi karakternya yang lugas tanpa basa-basi. Sampai kini Amien masih menempatkan ibunya sebagai konsultannya dan tempat pelipur lara. Mana kala ia meng hadapi situasi atau persoalan pelik, ia selalu pulang ke Solo menemui sang ibu untuk meminta pendapatnya, atau sekadar untuk menghindari kejaran wartawan yang pantang ia tolak. Setiap Idul Fitri ia beserta semua saudaranya juga berkumpul di rumah sang ibu. Menurut Amien, hingga usia 80-an, ketegasan dan kejernihan berpikir Ibunya masih tetap seperti dulu. Ibunda Amien Rais wafat hari Jumat, 14 September 2001 di Solo, Jawa Tengah, dalam usia 89 tahun.

Sewaktu masih duduk di bangku SD, Amien kecil bercita-cita ingin menjadi walikota. Cita-cita ini sangat dipengaruhi oleh kekagumannya pada Muhammad Saleh yang menjabat Walikota Solo waktu itu. Muhammad Saleh adalah seorang muslim yang taat. Ia sering memberikan pengajian di Balai Muhammadiyah Solo. Walikota asal Madura ini sangat dihormati dan dicintai oleh rakyatnya. Namun setelah SMA, cita-cita Amien berubah. Ia ingin jadi duta besar. Mungkin cita-cita ini yang ikut mempengaruhinya untuk memilih jurusan hubungan internasional ketika memasuki perguruan tinggi.

Prinsip hidup yang jadi pegangannya diakuinya sangat sederhana, yaitu mencari ridha dan ampunan Allah. Untuk mencapainya, orang harus berbicara dan berbuat apa adanya. “You are what you are,” katanya suatu ketika. Ia membagi kebahagiaan menjadi tiga jenis, yaitu kebahagiaan spiritual, kebahagiaan intelektual, dan kebahagiaan psikologis. Kebahagiaan spiritual diperoleh dengan cara menjalani hidup sesuai dengan rel agama. Kebahagiaan intelektual diperoleh dengan cara memberikan konstribusi pemikiran kepada masyarakat. Sedangkan kebahagiaan psikologis didapatnya bila ia bisa berbuat atau menolong orang lain.

Amien Rais menikah pada 9 Februari 1969, dengan seorang gadis yang sudah dikenalnya sejak mereka masih sama-sama kanak-kanak, Kusnasriyati Sri Rahayu. Selama sepuluh tahun pertama pernikahannya ia belum dikaruniai anak, meskipun ia sudah berkonsultasi dengan banyak dokter spesialis kandungan di Solo, Yogya, bahkan ketika berada di Chicago. Sampai suatu saat mereka berdua mendapat kesempatan naik haji ke Makkah. Di depan Ka’bah mereka berdua memanjatkan doa, memohon kepada Allah agar memenuhi keinginan mereka akan keturunan. Waktu itu mereka sedang melakukan penelitian di Mesir. Setelah kembali ke Kairo, dua bulan lebih sang istri tidak dikunjungi tamu rutin bulanan. Bahkan ada yang aneh: perutnya terasa gatal-gatal. Akhir nya mereka sepakat untuk pergi ke dokter kandungan. Dan hasilnya positif, sang istri dinyatakan hamil. Bagi mereka berdua, kejadian itu merupakan mukjizat dan karunia Allah semata. Setelah anak yang pertama lahir, selanjutnya setiap dua tahun sang istri hamil lagi. Kini mereka sudah dikaruniai lima orang anak, tiga putra dan dua putri. Nama-nama mereka diambil dari Al Qur’an dan dikaitkan dengan kenangan dan peristiwa yang menyertai kelahirannya. Yang pertama diberi nama Ahmad Hanafi, kemudian Hanum Salsabiela, Ahmad Mumtaz, Tasnim Fauzia, dan yang terakhir Ahmad Baihaqy.

Kusnasriyati adalah seorang ibu rumah tangga biasa. Untuk mengisi kesibukannya, ia mendirikan Taman Kana k-Kanak [TK] di sebelah rumahnya. Karena ketekunannya, TK ini kemudian menjadi besar dan terkenal. Ia juga membuka kedai sederhana yang diminati banyak mahasiswa. Dilihat dari penampilannya yang sederhana, termasuk gaya bicara yang sederhana, ia tidak beda dengan ibu rumah tangga lainnya. Tetapi, di mata Amien Rais, ia adalah wanita luar biasa. Keberanian dan ketegaran yang dimiliki Amien Rais ternyata tidak lepas dari peran sang istri. Suatu saat, ketika diinterviu seorang wartawan Jepang, saya melihat dengan nada bangga Amien Rais mengatakan, “Istri saya mungkin merupakan wanita terbaik se-Asia Tenggara.” Komentar tersebut mungkin terasa berlebihan bagi kebanyakan orang, tapi tidak bagi Amien Rais. Ia pernah menceritakan kepada saya bahwa ketika studi di Chicago, karena beratnya beban kuliah yang dihadapi, hampir saja ia putus asa. Untung ada sang istri yang terus-menerus memompa semangatnya. Begitu juga ketika ia merasa lelah saat melawan Orde Baru, istrinya tidak pernah lelah untuk membangunkan kembali spiritnya. Sampai-sampai ia pernah mengomentari istrinya sebagai sumber inspirasi dan motivasinya. Bahkan menjelang tumbangnya Soeharto, sempat tersebar isu bahwa Amien Rais akan ditangkap. Ia kemudian memberi tahu sang istri tentang berita buruk yang akan menimpanya. Dengan nada tegar sang istri menjawab, “Insya Allah ini akan mempercepat kejatuhan Rezim Soeharto.”

Bila Allah mengaruniainya umur panjang, di masa tuanya nanti Amien hanya ingin melihat anak-anaknya bisa menyelesaikan pendidikannya masing-masing. Sementara ia sendiri ingin mengisi masa tuanya dengan menulis dan memberikan pengajian. Amien merujuk pada almarhum A.R. Fachruddin dan ibunya sendiri yang sampai akhir hayatnya masih memimpin Sekolah Keperawatan Muhammadiyah di Solo.

(gombong.com)


Rustriningsih

Tulisan di bawah ini adalah saat Dra. Hj. Rustriningsih, M.Si. masih Bupati Kebumen, saat ini beliau Wakil Gubenur Jawa Tengah.

Dra. Hj. Rustriningsih, M.Si. JUMAT malam 26 September 2003, jutaan pemirsaCable News Network (CNN) di seluruh dunia diajak berkunjung ke Kebumen, Jawa Tengah. Dalam tayangan singkat berbentuk feature, stasiun televisi swasta Amerika Serikat itu menayangkan figur Rustriningsih, sang Bupati Kebumen. CNNmenilai Mbak Rustri, panggilan akrab Ibu Bupati, merupakan sosok pejabat yang bersih dan merakyat di tengah citra Indonesia sebagai salah satu negara paling korup.

“Saya muncul di CNN empat menit, padahal mereka ngambil gambarnya dua hari,” kata Rustri sambil tersenyum kepada GATRA, yang menemuinya. Sebelum tampil diCNN, figur Rustri juga sempat diekspose koran Amerika, New York Times, dan koran Singapura, The Strait Times, awal September lalu. Temanya sama: sosok Rustri sebagai pejabat yang jujur. Ia dipuji karena mengutamakan partisipasi rakyat dalam pembangunan.

Di era otonomi ini, sosok Rustri berhasil tampil sebagai figur pemimpin daerah yang ideal. Sejak terpilih menjadi bupati, tiga tahun lalu, Rustri konsisten dengan tekadnya memberantas korupsi, kolusi, dan nepotisme. Kebumen yang bergunung kapur sama sekali bukan tanah pertanian yang subur. Daerah rawan bencana, dengan penduduk 1,2 juta jiwa, itu punya sumber daya alam pas-pasan.

Rustri tampil dengan kesederhanaan, dan selalu menekankan efisiensi. Master ilmu politik dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, itu kerap menyopiri sendiri mobil pribadinya, Toyota Kijang buatan 1994, dari Kebumen ke Semarang sekitar 120 kilometer, ketika ada acara dinas. Lebih-lebih untuk kegiatan partai. Sampai saat ini, Rustri menjabat Ketua Dewan Pimpinan Cabang PDI Perjuangan Kabupaten Kebumen.

Dalam menjalankan pembangunan, bekas agen koran dan majalah di Kecamatan Gombong itu berusaha menggalang partisipasi masyarakat. Tak lagi sepenuhnya menyerahkan kepada para kontraktor yang kerap memainkan nilai proyek, setelah main sabun untuk memenangkan tender.

Ketika memperbaiki 600 gedung sekolah, tahun lalu, misalnya, Rustri hanya mengucurkan bantuan seperempat dari jumlah dana yang dibutuhkan. Dana tersebut ia sesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah. Selebihnya, ia mengajak masyarakat bersama-sama memperbaiki sarana pendidikan itu. Ia meminta para penyumbang memberikan uangnya langsung kepada pelaksana perbaikan.

Rustri juga berusaha menghapus praktek main suap bagi pegawai negeri yang mau naik pangkat. Sebelumnya, bukan rahasia lagi, para pegawai negeri sipil yang sudah saatnya menerima kenaikan pangkat harus mengurusnya, seraya menyodorkan pelicin ke beberapa meja. Akibatnya, banyak pegawai negeri tertunda kenaikan pangkatnya lantaran tak sanggup membayar. “Sekarang pegawai yang berprestasi langsung naik pangkat, sedangkan yang bermasalah harus ditunda,” ujar Rustriningsih.

Ia juga memperbaiki mekanisme pengangkatan kepala sekolah, yang sebelumnya nyaris jadi kursi abadi bagi pejabatnya. “Rekrutmen semua kepala sekolah kini melalui tes pengetahuan administrasi, uji psikologi, dan tentu saja bebas sogokan,” kata Rustri. Semua calon diseleksi di ibu kota kabupaten, dengan pengawasan ketat. Sebelumnya, menurut Rustri, untuk menjabat kepala sekolah menengah umum, seorang peminat harus mengeluarkan sekitar Rp 20 juta kepada sejumlah oknum pejabat.

Mekanisme pemilihan pimpinan perusahaan daerah pun dibersihkan dari praktek sogok. Rustri mengaku pernah ditawari Rp 75 juta bila memilih seorang calon. Tapi, tawaran itu ditepisnya. “Untuk mengelola perusahaan perlu kemampuan bisnis, dan harus teruji,” kata Rustri.

Untuk menggalang partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kebijakan pemerintah, Rustri mengembangkan program yang ia sebut informasi dan komunikasi untuk membangun pemerintahan yang transparan dan bertanggung jawab. Ia juga mendirikan press center, yang diresmikan Presiden Megawati, Mei lalu.

Melalui pusat informasi untuk pers itu, Rustri memberi kewenangan kepada para pejabat di bawahnya untuk menjelaskan kebijakannya. “Dengan cara ini, mereka dilatih bertindak transparan dan bertanggung jawab,” ujarnya. Ia berprinsip: jangan ada jarak antara aparat pemerintah dan rakyatnya. Tiap pagi, selama setengah jam ia tampil rutin di radio In FM, milik pemerintah kabupaten. Dalam acara bertajuk “Selamat Pagi Bupati” itu, ia langsung menjawab pertanyaan masyarakatnya, mengenai apa saja.

Rustri bahkan memberikan nomor telepon selulernya untuk dihubungi siapa saja. “Banyak penelepon dan pengirim pesan singkat datang dari lapisan masyarakat bawah,” tutur dia. Isi pesannya pun bermacam-macam.

Sudarno, tukang becak di Karanganyar, mengaku pernah menelepon Ibu Bupati ketika kesulitan mencari obat antibiotik untuk anaknya. Tak berselang lama, ia ditelepon balik oleh Kepala Dinas Kesehatan. “Saya dikasihtahu di mana bisa mendapat obat itu,” kata Sudarno. “Rupanya, Bu Bupati langsung minta Pak Kepala Dinas menanggapi telepon saya,” Sudarno menambahkan sambil terkekeh.

Rustri juga dikenal ketat memisahkan urusan partai dengan pemerintahan. Ia sering melarang para kader partainya memanfaatkan fasilitas umum untuk kegiatan mereka. Pernah, ratusan kader PDI Perjuangan yang mau mengikuti sebuah acara di Semarang ia suruh langsung berangkat dari rumah masing-masing. Ia melarang mereka berkumpul di Alun-alun Kebumen, karena akan terkesan seperti kampanye.

Menurut Rustri, satu-satunya fasilitas pemerintah yang terpaksa ia manfaatkan untuk urusan partai hanyalah ajudan bupati. Dulu, ia pernah mengangkat sekretaris pribadi untuk mengurus kegiatannya di luar dinas. Tapi, pengaturan jadwalnya malah jadi amburadul, karena kerap bentrok dengan jadwal yang sudah disusun ajudan bupati. Akhirnya ia terpaksa meminta ajudan untuk sekaligus mengatur jadwal kegiatannya di partai.

Rustri yang lahir di Gombong, 3 Juli 1967, terpilih menjadi bupati pada Maret 2000. Ia dicalonkan partainya, yang di DPRD Kebumen menguasai 16 kursi dari total 45 kursi. Kala itu, ia meraih 22 suara, terpaut dua suara dari lawannya. “Sama sekali tak ada politik uang,” katanya tentang proses pemilihan itu.

Padahal, ia mendengar, di era reformasi ini main suap dalam proses pemilihan kepala daerah kian menjadi-jadi. Sejumlah calon bupati di Jawa konon harus membeli satu suara seharga Rp 200 juta hingga Rp 500 juta. “Bisa dibayangkan, dari mana bupati terpilih mencari duit untuk mengganti uang pembelian suara itu,” kata Rustri.

Setahun setelah dilantik, Rustri meraih penghargaan “Certificate of Out Standing Women in Local Government dan Recognition United Nations Economic and Social Commission for Asia and The Pacific” dari lembaga internasional pemerhati pemerintahan daerah. Ia dipuji karena terobosan kepemimpinannya.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah PDI Perjuangan Jawa Tengah, Murdoko, mengaku bangga pada sosok Rustriningsih. “Ini menunjukkan, kader PDI Perjuangan bisa memerintah dengan baik,” kata Murdoko.

Tapi, Cholidy Ibhar, Wakil Ketua DPRD Kebumen, justru mengritik Rustri. Anggota Fraksi Kebangkitan Bangsa ini menganggap Rustri kerap merumuskan sendiri kebijakannya, dan masyarakat hanya mengiyakan. “Ia lebih sering membuat kebijakan top down, bukan bottom up,” katanya.

Cholidy menilai Rustri bermain sendiri dalam membangun good governance. “Upaya menegakkan pemerintahan yang bersih itu harus didukung semua pihak,” kata Cholidy. Ia menyayangkan sikap Rustri yang kurang melibatkan unsur-unsur lembaga musyawarah pimpinan daerah, termasuk pimpinan DPRD.

Konflik dengan DPRD memang pernah mencuat ketika Rustri menolak permintaan dewan untuk menaikkan APBD 2001. Rustri menganggap kenaikan itu ujung-ujungnya akan membebani rakyat. “Zaman lagi susah, kok anggaran belanja dinaikkan,” katanya kala itu. Toh, Rustri menganggap kritik sebagai masukan. “Saya menerimanya dengan hati terbuka,” kata dia.

Endang Sukendar dan Sawariyanto (Yogyakarta)
[Nasional, GATRA, Edisi 47 Beredar Jumat 3 Oktober 2003]
http://www.gatra.com/artikel.php?id=31545

Martha Tilaar


DR (H.C.) Martha Tilaar, Ibu Martha Tilaar lahir di Gombong-Kebumen, Jateng, 4 September 1937. Dia menjalani hidup dengan penuh keajaiban kuasa Tuhan. Pernah ‘divonis’ mandul, namun melahirkan anak pertama di usia 42 tahun setelah 16 tahun menikah. Dia pun membangun imperium industri jamu dan kosmetika berkelas dunia, bermula dari grasi rumah ayahnya. Dari sebuah salon kecantikan sederhana, berkembang menjadi Martha Tilaar Group (MTG), sebuah grup usaha industri jamu dan kosmetika dengan produk merek dagang Sariayu Martha Tilaar. Grup usaha ini memayungi 11 anak perusahaan dan mempekerjakan sekitar 6.000 karyawan.

Istri pendidik Prof. Dr. H.A.R Tilaar, ibu dari empat orang anak Bryan Emil Tilaar, Pinkan Tilaar, Wulan Tilaar, Kilala Tilaar dan nenek dari beberapa orang cucu, ini menyempatkan diri mengambil kuliah kecantikan dan lulus dari Academy of Beauty Culture, Bloomington, Indiana, AS, saat mengikuti suami tugas belajar. Dia telah membuat kecantikan dan keayuan wanita Indonesia selalu terpelihara. Lulusan Jurusan Sejarah Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Jakarta tahun 1963, ini resmi mendirikan badan usaha pada tahun 1971.

Peraih gelar Doktor Kehormatan (Honoris Causa) dalam bidang “Fashion and Artistry” dari World University Tuscon, Arizona, AS tahun 1984, ini memulai operasi bisnisnya dari titik nol. Bermula di garasi rumah ayahnya Yakob Handana, terletak di Jalan Kusuma Atmaja No. 45 Menteng, Jakarta Pusat. Martha, yang semasa kecilnya dikenal sebagai gadis tomboy dan ‘elek’ mendirikan sebuah salon kecantikan sederhana “Martha Salon”, persis pada 3 Januari 1970, di sebuah ruangan berukuran 6 x 4 meter. Di sini ia sekaligus membuat pula produk-produk kecantikan dari bahan alam.

Titik-picu 1987
Cerita lebih lanjut mengenai keberhasilan Martha Tilaar menjadi pengusaha papan atas, yang tetap komit mencintai produk dalam negeri demi membangun kemandirian bangsa khususnya di bidang jamu dan kosmetika, memulai titik-picu yang sesungguhnya pada tahun 1987. Ketika itu secara cerdik dan unik ia mempopulerkan “Senja di Sriwedari” sebagai trend tata rias baru, sebuah ide yang diilhami oleh kekayaan alam dan budaya Indonesia.

Sejak itulah Martha Tilaar selalu mempersuntingkan nama tempat dan unsur budaya suatu daerah, yang lalu dipadukan dengan trend busana daerah, ke setiap produk Sariayu Martha Tilaar. Sariayu berhasil tampil sebagai trendsetter tata rias wajah wanita Indonesia. Martha Tilaar memang sangat menghargai produk dalam negeri, seperti busana misalnya. Buktinya, saban hari ia selalu lekat dengan busana buatan dalam negeri. Ia kerap menggunakan kebaya, batik, atau berbagai busana daerah Indonesia.

Pemerhati tata rias sangatlah paham benar akan apa yang disebut dengan konsep Gaya Warna Disainer (1998) sebuah tata rias yang mengambil unsur budaya Jawa Barat dan Kalimantan, Sumatera Bergaya (1989) dari Sumatera, Puri Prameswari (1990) mengambil dari etnik Cirebon dan Bali, Senandung Nyiur (1991) dari Pantai Indonesia, Riwayat Asmat (1992) dari Irian Jaya/Papua, Rama-Rama Toraja (1993), serta konsep-konsep dari berbagai daerah lain seperti Banda/Ambon, Jakarta, Aceh. Dan, puncaknya adalah trend warna Pusako Minang dari Minangkabu.

Berdasarkan strategi pendekatan etnik Martha Tilaar berhasil menjalin hubungan emosional dengan konsumen, bahkan berhasil menyelamatkan biduk bisnisnya dari hantaman krisis ekonomi. Sebab dengan konsep baru itu Martha Tilaar berhasil meraih penjualan besar bahkan bisnisnya pernah bertumbuh hingga 400 persen.

Perjalanan bisnis Martha Tilaar tidak selamanya mulus. Ia pernah mengalami jatuh-bangun atau pasang-surut usaha. Pernah, suatu ketika, bendera usaha Martha Tilaar sudah sedang berkibar orang masih saja memandangnya sebelah mata. Maklum, produk jamu kosmetika Sariayu Martha Tilaar sangat identik sekali sebagai produk lokal. Orang tahunya demikian saja tanpa mau mengenal bahwa produk Martha Tilaar sesungguhnya sudah mendunia, berkualitas, dan bergengsi. Bahkan, Sariayu Martha Tilaar sudah menjadi sebuah ikon produk lokal yang mendunia. Sebagai misal, Sariayu Martha Tilaar memiliki produk kosmetika berkelas Biokos, Belia, Caring Colours, Professional Artist Cosmetics (PAC), Aromatic, Jamu Garden dan lain-lain yang sudah terkenal sampai ke mancanegara.

Produk-produk itu dipasarkan di kantor-kantor pemasaran Martha Tilaar di luar negeri seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina, bahkan ke Los Angeles, AS. Ditambah di Paris, Perancis ia memiliki sebuah laboratorium penelitian parfum. Martha Tilaar juga memiliki puluhan spa di luar negeri yang tetap menempelkan merek dagang Martha Tilaar. Seperti di Malaysia, bertempat di Crown Princess Kuala Lumpur pembukaan spa Martha Tilaar dihadiri oleh Permaisuri Agung Siti Aishah. Spa ini didirikan khusus untuk memenuhi banyaknya permintaan terutama pelanggan dari salon di City Square, Kuala Lumpur.

Kembali ke kisah bagaimana dahulu orang memandang Sariayu Martha Tilaar masih sebelah mata. Walau bergemilang sukses dan bersohor nama di negeri asing, Martha Tilaar justru pernah merasakan sebuah kepahitan di tanah air. Itu, terjadi tatkala ia hendak menyewa dan membuka gerai jamu dan kosmetika di beberapa mall dan plaza terkemuka di Jakarta, persis di pusat perkantoran dan rumah tinggal kalangan berduit. Ia ditolak menyewa tempat. ”Dulu kalau saya mau sewa tempat diusir. Mereka hanya mau menjual produk branded. Dibilang standar plazanya akan turun karena dianggap tidak ada image,” kata Martha Tilaar, yang dalam hidup tak pernah mau menyerah apalagi berputus asa.

Respon atas penolakan itu Martha Tilaar menyegerakan mendirikan Puri Ayu Martha Tilaar, sejak Mei 1995, sebagai gerai jamu dan kosmetika Sariayu sekaligus berfungsi sebagai pusat pelayanan konsumen. Gerai dan pusat pelayanan konsumen ini berada dalam bendera usaha PT Martha Beauty Galery. Gerai Puri Ayu Martha Tilaar pertamakali berdiri di Graha Irama, di kawasan elit Kuningan, Jakarta Selatan, lalu berkembang pesat memasuki kota-kota besar lain di Indonesia.

Investasi Riset
Martha Tilaar mempunyai komitmen tinggi membangun industri kosmetika. Ia investasi besar di bidang riset dan pengembangan (R&D). Ia mau mengirim staf ahli farmasinya belajar ke luar negeri, atau mengikuti berbagai pameran di luar negeri. Ia memiliki dua orang staf ahli farmasi bergelar doktor, sejumlah magister dan sarjana strata satu lainnya. Berdasar komitmen kuat itu Martha ingin menunjukkan kepada bangsa-bangsa di dunia bahwa Indonesia bisa unjuk diri dan tidaklah ketinggalan di bidang kosmetika dan tata rias.

R&D memberi hasil lain. Martha Tilaar perlahan-lahan berhasil mengurangi ketergantungan kandungan bahan baku impor, berganti dengan bahan baku lokal di setiap produknya. Hasil lain lagi, ini yang lebih mencengangkan, pada bulan Juli 2002 Sekjen PBB Kofi Annan mengundang Martha Tilaar hadir dalam forum Global Compact, di New York, AS.

Di forum itu para pengusaha yang diundang diminta mempromosikan praktik berbisnis yang baik dalam bidang hak asasi manusia, tenaga kerja, dan lingkungan, yang telah dipraktikkan. Tujuannya agar setiap pengusaha menempatkan masalah sumberdaya manusia, sumberdaya alam, lingkungan, dan hak-hak asasi manusia sebagai prioritas penanganan dunia usaha.

Ketika berbicara pada pertemuan Komite Pengarah Nasional Global Environment Facility (GEF)/Small Grant Program, di Jakarta, 5 Oktober 2004, Martha Tilaar kembali mengangkat ulang komitmennya yang tinggi terhadap produk lokal dalam nada berbeda. Martha sangat menyayangkan betapa produk-produk lokal yang selama ini diklaim sebagai warisan budaya, seperti rendang masakan Padang, atau songket kain dari Pelembang, itu ternyata sudah didaftar-patenkan oleh tetangga negeri serumpun Malaysia. Ia pun khawatir akan jamu, yang dari zaman kapanpun kita merasa itu milik kita, keburu dipatenkan pihak asing.

Keajaiban Tuhan
Martha agaknya menjadi salah seorang wanita Indonesia yang sangat diurapi Tuhan. Ahli obstetri dan ginekologi dalam dan luar negeri pernah memvonisnya mandul. Sudah 11 tahun menikah keinginan kuat untuk segera mempunyai anak tak kunjung terwujud. Dokter-dokter mancanegara di Skotlandia, Belanda, hingga Amerika Serikat rela ia kunjungi untuk berobat medis. Semua memberi kesimpulan vonis mandul kepada Martha.

Untung Martha mempunyai seorang nenek ahli membuat jamu, yang meminta diberi kesempatan mengobati kemandulan dengan jejamuan. Sang nenek, Ny. Pranoto dengan telaten dan penuh kasih sayang memberi jamu penyubur peranakan. Jamu itu diolah sederhana hanya direbus. Martha Tilaar yang berusia 37 tahun namun belum mempunyai anak, saat itu diurut dua kali seminggu dan diberi tapel. Tiba tepat pada usia 41 Martha Tilaar ketahuan tak mengalami masa haid. Ia tak datang bulan atau menstruasi. Ia melapor ke profesor dokter yang biasa memeriksanya, mengatakan sudah hamil sebab berhenti menstruasi. Profesor malah mengatakan kalau Martha tengah mengalami masa menopouse.

Hati Martha menjadi sedih dan menangis dalam perjalanan pulang ke rumah, sambil membayangkan wajah suaminya, Prof. Dr. H.A.R. Tilaar, seorang akademisi dan tokoh pendidikan yang sangat senang terhadap anak. Pasrah saja, “Sesampainya di rumah saya langsung katakan pada suami bahwa saya sudah mandul, kalau mau kawin lagi silakan, tapi dengan hati hancur. Tetapi, suami saya mengatakan, jangan khawatir saya sudah mempunyai isteri kedua yaitu buku-buku,” kenang Martha, menjelaskan saat menjalani masa-masa pergumulan hidupnya yang terpenting.

Walau sedih Martha tak putus harapan. Ia berinisiatif memeriksakan diri ke laboratorium. Dan hasilnya positif hamil. Dokter tetap saja tak percaya. Ia disuruh menunggu lagi selama 120 hari untuk memperoleh kepastian. Maklum, saat itu belum ada pemeriksaan model ultrasonografi (USG). “Setelah 120 hari menunggu, saya diperiksa ternyata ada denyut jantung anak saya. Ini keajaiban Tuhan. Dia lahir cantik dan setelah kuliah dia lulus summa cum laude,” kata Martha, yang melahirkan anak pertama di usia 42 tahun lama menunggu setelah 16 tahun menikah.

Pada usia ke-46 tahun Martha kembali berkesempatan melahirkan anak kedua, hingga keluarga ini genap dikaruniai empat orang anak. Semuanya tumbuh cerdas dan pintar. Anak pertamanya yang berhasil lulus dengan predikat summa cum laude, di Amerika Serikat, itu membuat Martha menangis terharu karena merasa dirinya sampai saat itu bukanlah apa-apa.

Perjalanan bisnis Martha Tilaar agaknya tak juga lepas dari keajaiban pekerjaan tangan Tuhan. Walau pernah mengalami nyaris bangkrut, atau pecah kongsi, biduk usahanya tetap terpelihara baik. Tahun 1970 ia mendirikan salon kecil Martha Salon, di garasi rumah ayahnya sekaligus mencoba membuat produk-produk kecantikan dari bahan alam. Tak lama, dua tahun kemudian 1972 ia membuka salon kedua di Jalan Anggur No. 3 Cipete, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, sambil memulai penggunaan merek dagang baru Sariayu Martha Tilaar, merek yang jika diartikan “Sarinya Wong Ayu”.

Menginjak tahun 1977 Martha Tilaar menjajaki kerjasama dengan Theresia Harsini Setiady, dari PT Kalbe Farma sekaligus pemiliknya. Mereka sepakat membuat perusahaan kosmetika dan jamu, namanya PT Martina Berto, dan meluncurkan Sariayu Martha Tilaar sebagai produk pertama. Pada 22 Desember 1981 PT Martina Berto membuka pabrik kosmetika pertama di Jalan Pulo Ayang, Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta Timur diresmikan oleh Ny Nelly Adam Malik saat itu istri Wakil Presiden Adam Malik. Tahun 1983 Martha Tilaar mendirikan PT Sari Ayu Indonesia, khusus sebagai distributor produk kosmetika Sariayu Martha Tilaar. Tahun 1986 Martha Tilaar kembali membuka pabrik kedua, kali ini di Jalan Pulokambing II/1, masih di areal sama Kawasan Industri Pulogadung yang kali ini diresmikan oleh Ny. Karlinah Umar Wirahadikusumah, istri Wakil Presiden Umar Wirahadikusumah.

Sepanjang tahun 1988-1995 PT Martina Berto berkesempatan mengakuisisi sejumlah perusahaan, seperti PT Kurnia Harapan Raya, PT Cempaka Belkosindo Indah, PT Cedefindo, PT Estrella Lab, dan PT Kreasi Boga. Kemudian, pada tahun 1999 Martha Tilaar beserta anggota keluarga berkesempatan membeli seluruh saham PT Kalbe Farma yang ada pada PT Martine Berto.

Sejak saat itulah Martha Tilaar dan keluarga menguasai sepenuhnya saham PT Martina Berto. Bersamaan itu dilakukanlah konsolidasi perusahaan digabungkan ke dalam Martha Tilaar Group. Anak perusahaan Martha Tilaar Group terdiri PT Martina Berto dan PT Tiara Permata Sari (sebagai pemanufaktur dan pemasar produk Sariayu Martha Tilaar, Biokos Martha Tilaar, Belia Martha Tilaar, Berto Martha Tilaar, Aromatic Oil Of Java Martha Tilaar, Dewi Sri Spa Martha Tilaar, Jamu Garden Martha Tilaar).

Kemudian, PT Cedefindo (pemanufaktur dan pemasar produk Rudy Hadisuwarno Cosmetics, Madonna), PT Cempaka Belkosindo Indah (pemanufaktur dan pemasar produk Mirabella dan Cempaka), PT Sari Ayu Indonesia (distributor semua produk PT Martina Berto dan PT Tiara Permata Sari, produk Cempaka Belkosindo Indah, kecuali produk Cempaka), PT Martha Beauty Gallery (perusahaan jasa untuk Martha Tilaar Salon, Martha Tilaar Salon & Day Spa, Cipta Busana Martha Tilaar, Art & Beauty Martha Tilaar, Puspita Martha Tilaar).

Anak Tomboy
Martha Tilaar yang memproduksi beragam jamu dan kosmetika untuk mempercantik wanita Indonesia, ternyata, pada masa mudanya adalah seorang wanita yang begitu tomboy dan bahkan ‘elek’.

Martha Tilaar sebagai bayi dilahirkan dalam keadaan fisik yang tidak begitu sehat. Sedang berada dalam kandungan, sang ibunda seringkali mengalami beragam masalah dengan kesehatannya. Seperti tidak mau melihat sinar matahari, tidak mau bergerak, dan terutama tidak mau makan karena perut terasa mual terus-menerus. Bayi Martha pun tumbuh tidak sehat sebab sering terserang peyakit. Tak kurang tersedia 13 orang dokter yang merawatnya.
Oleh Sang Ibu, sejak dini kepada Martha diajarkan cara hidup how to solve the problem. Martha dibekali beragam keterampilan seperti berjualan kecil-kecilan, disuruh menghitung uang, hingga memilih dan memastikan mana telur segar dan mana yang busuk. Sang Ibunda tetap saja dihinggapi rasa kekuatiran perkembangan Martha kecil akan lambat sebagai pengaruh kurang sehat selama dalam kandungan. Nyatanya Martha tumbuh menjadi anak yang sehat.

Martha Tilaar remaja adalah gadis yang tomboy. Tidak pernah bisa tinggal diam. Tingkah laku dan cara berpakaiannya seperti anak lelaki kebanyakan. Meski rumah eyangnya berpagar tinggi ia tetap saja bisa menyelinap keluar untuk pergi bermain layang-layang, menikmati pemandangan desa, atau menikmati sawah-sawah yang menghampar hijau. Ia bahkan tak ragu mencebur ke dalam sungai yang mengalir untuk berenang.

Kenakalannya sebagai anak-anak salah satunya adalah suka mencuri uang ibunya. Biasanya, uang itu digunakannya untuk jajan membeli makanan yang enak. Ketika aksinya ketahuan ibunya menasehati, jika ingin punya uang banyak untuk jajan Martha harus bekerja keras.

Nasehati itu dituruti benar. Bermodalkan uang jajan pemberian orangtua Martha kecil membeli jajanan di toko, seperti kacang, lalu dibungkusnya kecil-kecil untuk kemudian dijual kembali kepada teman-teman sekolah. Ia memperoleh uang jajan lebih jadinya. Demikian pula terhadap tanaman Sogok Telik dan Jali-jali Putih, yang tumbuh subur di tanah milik eyangnya, ia rangkai menjadi satu paduan yang bagus. Perhiasan berupa kalung dan gelang yang ia rangkai sendiri dari kedua jenis tanaman tadi, Martha jual kepada teman-temannya di sekolah. Kedua tanaman tersebut sangat bernilai dalam kehidupan masa kecil Martha.

Martha adalah anak yang paling ‘elek’ (bahasa Jawa = ‘jelek’), paling bandel, dan sangat tidak suka merawat diri jika dibandingkan saudara lainnya. Hobi berenang membuat kulit Martha tidak sehat, rambut yang panjang memerah semua, wajah pun tak karuan. Ibunya seringkali menegur mengingatkan Martha agar lebih peduli merawat diri. Apalagi Martha, yang kuliah mengambil Jurusan Sejarah IKIP Negeri Jakarta dan lulus tahun 1963, sebagai seorang guru diingatkan akan sering bertemu dan tampil di hadapan murid-murid. Dengan diantar Sang Ibu Martha Tilaar “dipaksa” mengikuti les tata kecantikan ke Titi Purwosoenoe. Yang menjadi unik, sejak saat itulah Martha mulai jatuh cinta terhadap kecantikan.

Martha Tilaar sesuai kodratnya sebagai perempuan dan istri dari Prof Dr. H.A.R. Tilaar mau berdiam di negeri Paman Sam mengikuti sang suami yang sedang menjalani tugas belajar. Kesempatan itu digunakannya untuk belajar kecantikan di Academy of Beauty Culture, Bloomington, Indiana, AS. Begitu lulus dari akademi kecantikan Martha segera membuka praktek salon kecantikan di negeri Paman Sam itu. Ia membuat selebaran semacam brosur sederhana, mempromosikan jasa layanan salonnya. Berbagai usaha promosi dilakukan seperti masuk ke kampus-kampus, mendatangi rumah-rumah mantan dosen untuk mendandani para istrinya. Begitu pula kepada mahasiswa-mahasiswa Indonesia, atau ibu-ibu yang mengikuti suaminya tugas di luar negeri. Martha juga menyempatkan diri melamar bekerja sebagai salesgirl produk kosmetika Avon. Setiap sore ia keluar masuk asrama mahasiswa dan mengetuk pintu untuk lalu berteriak lantang, “Avon Calling!”

Ketika kembali ke Indonesia Martha segera ingin membuka salon. Karena belum mempunyai rumah sendiri “Martha Salon” miliknya yang pertama menumpang di garasi rumah orangtuanya, di Jalan Kusuma Atmaja No. 47, Menteng, Jakarta Pusat di sebuah ruangan berukuran 6×4 meter. Martha Salon ia dirikan persis tanggal 3 Januari 1970. Martha Tilaar di tahun 1970-an itu masih bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa, sangat berbeda jauh dengan kondisi kekinian.

Martha Tilaar sesudah di puncak kesuksesan karir dan usaha ingin berbuat banyak kepada masyarakat. Ia tak tega merasakan ketika sedang berada di Yogyakarta menyaksikan langsung seorang ibu berusia muda menyusui anaknya kelihatan berwajah sudah seperti sangat tua. Beban persoalan hidup yang menghimpit ibu muda itu untuk harus bekerja keras menafkahi keluarga, telah menggerogoti kecantikan usia mudanya. Melihat itu Martha berpikir harus segera melakukan sesuatu. Lalu lahirlah konsep community trade, salah satu bentuk pengembangan masyarakat melalui industri kerajinan. Komunitas ini telah berhasil mengumpulkan 142 perajin di Sentolo, Yogyakarta bernama Prama Pratiwi Martha Gallery.

Martha melahirkan konsep community trade bersama rekannya Emmy Pratiwi, karena itu namanya disebut Prama Pratiwi Martha Gallery yang menyediakan segala fasilitas produksi industri kerajinan. Hasilnya sangat memuaskan. Ketekunan para perajin dan tekad mau berkembang membuat mereka cepat berhasil. Produk dari para perajin sebagian besar ditujukan untuk pasar ekspor ke Perancis, Australia, dan Amerika.

Martha juga mendirikan Yayasan Martha Tilaar. Ia mendidik banyak wanita dan ibu-ibu tentang kecantikan. Tujuannya agar mereka mengerti kecantikan sehingga bisa merawat diri. Namun yang terutama agar mereka mempunyai keterampilan tentang kecantikan, sesuatu yang pernah banyak menolong wanita di saat krisis multidimensi melanda bangsa termasuk pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawan wanita maupun laki-laki di banyak perusahan lain. Bagi Martha Tilaar perempuan adalah pemersatu yang sangat besar perannya bagi keutuhan bangsa. Karena itu ia tak ingin perempuan terbelakang dalam soal pendidikan.

Bagi Martha di era modern seperti sekarang makna emansipasi bukan semata dimaknai untuk memperoleh persamaan hak dengan kaum pria. Melainkan jauh lebih besar dari itu berjuang demi memperoleh hak memilih dan menentukan nasib sendiri. “Sebenarnya yang perlu dituntut kaum perempuan, bukan hanya persamaan hak, tapi juga hak memilih dan menentukan nasib sendiri,” kata Martha Tilaar. ?e-ti/haposan tampubolon

*** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia) www.tokohindonesia.com
**Terima kasih untuk Pak Marsikin atas informasi tokoh ini

http://www.gatra.com/artikel.php?id=31545

Kabupaten Kebumen

Disadur dari : http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Kebumen

Perbatasan

- Utara : Kabupaten Banjar Negara
- Selatan : Samudera Hindia
- Barat : Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Cilacap
- Timur : Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Purworejo

Geografi

Secara geografis Kabupaten Kebumen terletak pada 7°27' - 7°50' Lintang Selatan dan 109°22' - 109°50' Bujur Timur. Bagian selatan Kabupaten Kebumen merupakan dataran rendah, sedang pada bagian utara berupa pegunungan, yang merupakan bagian dari rangkaian Pegunungan Serayu. Di selatan daerah Gombong, terdapat rangkaian pegunungan kapur, yang membujur hingga pantai selatan. Daerah ini terdapat sejumlah gua dengan stalagtit dan stalagmit.


Sejarah rakyat

Nama Kebumen konon berasal dari kabumian yang berarti sebagai tempat tinggal Kyai Bumi setelah dijadikan daerah pelarian Pangeran Bumidirja atau Pangeran Mangkubumi dari Mataram pada 26 Juni 1677 saat berkuasanya Sunan Amangkurat I. Sebelumnya, daerah ini sempat tercatat dalam peta sejarah nasional sebagai salah satu tonggak patriotik dalam penyerbuan prajurit Mataram di zaman Sultan Agung ke benteng pertahanan Belanda di Batavia. Saat itu Kebumen masih bernama Panjer.

Salah seorang cicit Pangeran Senopati yaitu Bagus Bodronolo yang dilahirkan di Desa Karanglo, Panjer, atas permintaan Ki Suwarno, utusan Mataram yang bertugas sebagai petugas pengadaan logistik, berhasil mengumpulkan bahan pangan dari rakyat di daerah ini dengan jalan membeli. Keberhasilan membuat lumbung padi yang besar artinya bagi prajurit Mataram, sebagai penghargaan Sultan Agung, Ki Suwarno kemudian diangkat menjadi Bupati Panjer, sedangkan Bagus Bodronolo ikut dikirim ke Batavia sebagai prajurit pengawal pangan.

Adapun selain daripada tokoh di atas, ada seorang tokoh legendaris pula dengan nama Joko Sangrib, ia adalah putra Pangeran Puger/Paku Buwono I dari Mataram, dimana ibu Joko Sangrib masih adik ipar dari Demang Honggoyudo di Kuthawinangun. Setelah dewasa ia memiliki nama Tumenggung Honggowongso, ia bersama Pangeran Wijil dan Tumenggung Yosodipuro I berhasil memindahkan keraton Kartosuro ke kota Surakarta sekarang ini. Pada kesempatan lain ia juga berhasil memadamkan pemberontakan yang ada di daerah Banyumas, karena jasanya kemudian oleh Keraton Surakarta ia diangkat dengan gelar Tumenggung Arungbinang I, sesuai nama wasiat pemberian ayahandanya. Dalam Babad Kebumen keluaran Patih Yogyakarta, banyak nama di daerah Kebumen adalah berkat usulannya.

Di dalam Babad Mataram disebutkan pula Tumenggung Arungbinang I berperan dalam perang Mataram/Perang Pangeran Mangkubumi, saat itu ia bertugas sebagai Panglima Prajurit Dalam di Karaton Surakarta. Di dalam perang tersebut hal yang tidak masuk akal adalah ia tidak menyerah ke Pangeran Mangkubumi,yang seharusnya berpihak ke Pangeran Mangkubumi karena beliau termasuk putra Paku Buwono I/ Pangeran Puger. Ternyata ia bertugas sebagai mata2 penghubung antara pihak Kraton Surakarta dengan Pengeran Mangkubumi, pada tiap2 waktu ia sabagai utusan Kraton Surakarta untuk membawakan biaya perang kepada Pangeran Mangkubumi. Cara membawa biaya perang tersebut yang dalam bentuk emas dan berlian yang dimasukkan di dalam sebuah Kendang besar, tidak ada satupun yang tahu, baik Belanda,para punggawa Kraton Solo maupun para prajurit pihak Pangeran Mangkubumi sendiri. Cara membawanya dengan diselempangkan di belakang badannya sambil naik naik kuda, begitu berhasil menembus posisi yang dekat dengan Pangeran Mangkubumi maka dengan cepatnya Kendang tersebut ditaruh di dekat Pangeran Mangkubumi, kemudian pergi lagi. Demikian pada tiap2 waktu Arungbinang melaksanakan misi rahasia tersebut, sehingga perang Pangeran Mangkubumi mendapatkan biaya, bahkan peperangan ini ada yang menyebutkan sebagai perang Kendang. Tampaknya alasan inilah yang membuat posisi Arungbinang sebagai utusan rahasia. Tugas seperti itu dilakukan berulangkali.


Luas Wilayah dan Penggunaan

Kabupaten Kebumen mempunyai luas wilayah sebesar 128.111,50 ha atau 1.281,11 km² dengan kondisi beberapa wilayah merupakan daerah pantai dan pegunungan, namun sebagian besar merupakan dataran rendah.

  • Dari luas wilayah Kabupaten Kebumen, tercatat 39.768,00 hektar atau sekitar 31,04% sebagai lahan sawah dan 88,343.50 hektar atau 68.96% sebagai lahan kering.
  • Menurut penggunaannya, sebagian besar lahan sawah beririgasi teknis dan hampir seluruhnya (46,18%) dapat ditanami dua kali dalam setahun, sebagian lagi berupa sawah tadah hujan (33,82%) yang di beberapa tempat dapat ditanami dua kali dalam setahun, serta 11,25% lahan sawah beririgasi setengah teknis dan sederhana.
  • Lahan kering digunakan untuk bangunan seluas 35.985,00 hektar (40,73%), tegalan/kebun seluas 28.777,00 hektar (32,57%) serta hutan negara seluas 16.861,00 hektar (19,08%) dan sisanya digunakan untuk padang penggembalaan, tambak, kolam, tanaman kayu-kayuan, serta lahan yang sementara tidak diusahakan dan tanah lainnya.

Pembagian administratif

Kabupaten Kebumen terdiri atas 26 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah 449 desa dan 11 kelurahan dengan jumlah Rukun Warga (RW) sebanyak 1.930 buah dan dibagi menjadi 7.027 buah Rukun Tetangga (RT). Pusat pemerintahan berada di Kecamatan Kebumen.

Banyaknya Wilayah Administratif di Kabupaten Kebumen tahun 2006-2008
Uraian 2006 2007 2008
Jumlah kecamatan 26 26 26
Jumlah desa 449 449 449
Jumlah kelurahan 11 11 11
Jumlah RW 1.877 1.926 1.930
Jumlah RT 6.755 6.963 7.027

Di samping Kebumen, kota-kota kecamatan lainnya yang cukup signifikan adalah Gombong, Karanganyar, Kutowinangun,Ayah, dan Sempor

Goa Jatijajar

Dibentuk alam selama ribuan tahun, muncullah sebuah karya nan indah yang menawarkan nuansa lain. Tempat berpetualang di perut bumi, namun santai dan menyenangkan yang terletak 21 kilometer ke arah selatan Gombong, atau 42 kilometer arah barat Kebumen.
Gua Jatijajar berada di kaki pegunungan kapur. Objek wisata ini sungguh sangat menarik. Pegunungan kapur ini memanjang dari utara dan ujungnya di selatan menjorok ke laut berupa sebuah tanjung.
Sebagaimana umumnya objek wisata lain di Indonesia, yang hampir selalu menyimpan legenda, Gua Jatijajarpun tak terkecuali. Kata yang punya cerita, Gua Jatjajar ini pada zaman dahulu merupakan tempat bersemedi Raden Kamandaka, yang kemudian mendapat wangsit. Cerita Raden Kamandaka ini kemudian dikenal dengan legenda Lutung Kasarung. Visualisasi dari legenda tersebut dapat kita lihat dalam diorama yang ada di dalam goa itu.
Masuk ke dalam gua ini, bagaimanapun ada rasa degdegan. Betapa tidak! Karena merasa seperti masuk ke dalam mulut binatang purba Dinosaurus. Tambah ngeri lagi jika membayangkan gelapnya suasana di dalam perut dinosaurus tersebut. Namun rasa cemas itu segera sirna, sebab ruangan diterangi oleh lampu listrik dari ujung ke ujung. Meski mulut gua cukup lebar, namun ruang perut dinosaurus lebih lebar lagi. Pada langit-langit terdapat sebuah lubang sebagai ventilasi. Di tengah-tengah terdapat kursi melingkar tempat duduk pengunjung sambil menikmati indahnya ornamen stalagtit dan stalagnit serta diorama legenda Lutung Kasarung.
Setelah puas menyaksikan sajian ini, perjalanan dilanjutkan dengan menuruni tangga menuju ruang yang merupakan bagian ekor dari dinosaurus tersebut. Di dalam ruang ini, Anda dapat melihat sumber mata air yang disebut Sendang. Jumlah sendang tersebut ada 4 buah, yaitu Sendang Mawar, Kantil, Jombor dan Puserbumi. Sendang Mawar dipercayai mempunyai kekuatan gaib yang bisa membuat seseorang tetap awet muda, karenanya setiap pengunjung selalu menyempatkan diri untuk membasuh muka dengan air Sendang Mawar tersebut.
Dipenuhi oleh rasa kagum dan terpesona, tanpa terasa Anda telah menempuh jarak 250 meter menyusuri perut dinosaurus. Fantastis bukan? Dan itulah kenyataannya. Bukan itu saja, bahkan tanpa Anda sadari, Anda telah masuk ke perut bumi sedalam 40 meter. Benar-benar suatu petualangan yang santai yang hanya bisa dicicipi di Taman Wisata Gua Jatijajar.
Terletak 21 Km sebelah barat daya Kecamatan Gombong, atau 42 Km sebelah barat daya kota Kebumen. Legenda di dalam goa menggambarkan legenda Raden Kamandaka atau legenda Lutung Kasarung. Panjang goa adalah 250 meter. Di area Goa Jatijajar ini juga terdapat beberapa goa lainnya, seperti Goa Intan dan Goa Dempok serta tersedia taman dan Pulau Kera. Untuk menuju ke obyek wisata ini telah tersedia sarana dan prasara transportasi, penginapan serta rumah makan yang relatif representatif. Patung Dinosaurus yang seolah memuntahkan air dalam lokasi wisata ini sebenarnya merupakan muara dari mata air dari dalam Goa Jatijajar yang tiada pernah berhenti walau musim kemarau sekalipun.
Obyek wisata Goa Jatijajar dilengkapi taman yang asri yang dilengkapi dengan taman bermain. Taman ini diberi nama Pulau Kera, karena di taman ini terdapat banyak patung kera. Di gerbang mulut Goa Jatijajar, terdapat lobang di antara stalagnit, sehingga bila cahaya matahari masuk terlihat sangat indah. Goa Jatijajar merupakan bukti dari legenda Kamandaka (Lutung Kasarung), di mana kisah ini secara tersirat dikisahkan melalui patung-patung yang ada di dalam Goa Jatijajar. Di dalam Goa Jatijajar terdapat sebuah mata air (sendang) yang konon kabarnya akan membuat awet muda bagi yang mencuci muka di sana.
Di samping Goa Jatijajar, masih terdapat goa yang lain seperti Goa Dempok ini. Stalagtit yang terdapat di dalam Goa Dempok terbentuk secara alami selama ratusan atau bahkan ribuan tahun yang lalu. Hingga kini masih terjaga keasliannya. Goa Intan berada satu lokasi dengan obyek wisata Goa Jatijajar. Goa ini memiliki keunikan tersendiri dengan langit goa yang relatif tidak terlalu tinggi.

Goa Petruk

Terletak 7 Km selatan Goa Jatijajar. Petruk diturunkan dari nama pengikut setia Pandawa dalam cerita pewayangan. Goa ini sangat mempesona. Tetesan air kapur terdengar bagaikan kebisingan yang tiada henti. Banyak stalaktit yang menyerupai bentuk kehidupan di dunia, seperti halnya stalaktit seperti anjing duduk ini. Stalaktit ini sangat memukau pengunjung karena menyerupai tokoh Semar dalam cerita pewayangan. Gorden raksasa akan mengingatkan betapa Maha Kuasanya Tuhan YME dan segala ciptaannya di bumi dan di langit.
Boneka-boneka mungil terdapat di dalam Goa Petruk di antara aliran air dalam gua yang sejuk. Stalaktit ini sangat mirip dengan payudara yang tidak terdapat di tempat lain. Tangan anda dapat menyentuhnya karena dinding goa yang tidak terlalu tinggi.

Pantai Ayah

Terletak 9 Km dari Goa Jatijajar. Pantai pasirnya sangat luas dan mempesona. Wisatawan dapat menyewa perahu sambil menatap indahnya perbukitan. Di sini anda dapat menyaksikan matahari tenggelam yang mengagumkan.

Pantai Karangbolong

Nuansa perbukitan yang asri dan lambaian pohon kelapa serasa menyejukkan hati. Pantai Karangbolong menyimpan berbagai keindahan. Di samping pantai yang menawan, Pantai Karangbolong juga menyimpan keindahan karang dengan sarang burung waletnya.

Pantai Petanahan

Terletak 17 Km Barat daya Kota Kebumen. Dengan ombak besarnya, Pantai Petanahan memiliki daya tarik tersendiri. Di lokasi ini juga dilengkapi panggung terbuka bagi acara-acara seni rakyat.

Arum Jeram Pedegolan

Lokasinya sepanjang Sungai Padegolan yang akan membuat hidup bagai mimpi. Jika anda petualang sejati, cobalah arungi tantangan ini dan raih kemenangan alami.

Pantai Pasir

Pantai Pasir terletak 24 Km sebelah selatan Kota Gombong atau 7 Km sebelah barat Pantai Karangbolong. Di balik keindahan alam yang memukau, Pantai Pasir diyakini masyarakat setempat sebagai pintu gerbang Istana Nyi Roro Kidul. Adapun pintu gerbang tersebut berupa batu karang yang seperti berujud beruang yang sedang minum air telaga. Di samping wisata alam pantai yang menawan, Pantai Pasir juga merupakan lokasi menarik bagi yang suka berbelanja hasil laut, karena Pantai Pasir juga merupakan tempat pelelangan ikan (TPI) utama Kabupaten Kebumen. Pemandangan di sekeliling Pantai Pasir merupakan perpaduan antara alam laut yang indah, pegunungan yang anggun serta wilayah pertanian dan pertambakan yang subur. Pantai Pasir dipercayai sebagai pintu gerbang Nyai Roro Kidul

Pantai Tanjung Bata dan Menganti

Pantai Tanjung Bata dan Pantai Menganti memiliki karang terjal dengan bukit yang keperak-perakan serta pasir putih yang menawan.
Kedua pantai ini merupakan obyek wisata bagi wisatawan yang menyukai tantangan dan sedikit risiko. Lokasinya 7 Km dari Pantai Ayah. Untuk menuju lokasi ini wisatawan harus berjalan kaki sejauh 3 Km dari lokasi parkir kendaraan terdekat. Bentangan datar dekat Pantai Tanjungbata begitu indahnya. Panorama alam pantai yang menawan. Kerasnya ombak Pantai Selatan tidak menggoyahkan tebing karang yang tegar ini. Bentuk karang laut inilah yang membuat pantai ini disebut Tanjungbata karena bentuknya yang mirip batu bata raksasa. Bila anda pernah datang ke Pantai Kuta Bali, maka anda akan merasakan kekaguman yang sama saat melihat Pantai Pasir Putih Menganti ini. Ombak yang tidak terlalu keras membuat obyek wisata ini sangat menarik sebagai lokasi santai sambil bermain di pantai pasir putih yang lembut. Investasi di Pantai ini merupakan tantangan bagi investor yang berminat mengembangkannya.

Pemandian Air Panas Krakal

Pemandian Air Panas Krakal memiliki mata air yang tidak pernah kering walau musin kemarau panjang sekalipun.

Waduk Serbaguna Sempor

Waduk Serbaguna Sempor memiliki pemandangan alam indah, dilengkapi dengan arena bermain anak-anak, tempat parkir, cottage serta panggung terbuka.

Waduk Wadas Lintang

Waduk Wadaslintang mempunyai luas sembilan kali Waduk Sempor. Letaknya 34 Km arah timur laut Kota Kebumen.

Benteng Van Der Wijck

Terletak di Kota Gombong Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Dibangun pada abad ke XVIII oleh Belanda untuk pertahanan, dan bahkan kadang-kadang untuk menyerang. Nama benteng ini diambil dari Van Der Wijck, nama yang terpampang pada pintu sebelah kanan, kemungkinan nama komandan pada saat itu. Mudah dicapai dengan kendaraan pribadi atau transportasi umum 21 Km dari Kebumen, atau 100 Km dari Candi Borobudur. Benteng ini kadang dihubungkan dengan nama Frans David Cochius (1787 - 1876), seorang jenderal yang bertugas di daerah barat Bagelen yang namanya diabadikan menjadi Benteng Generaal Cochius. Selanjutnya benteng pertahanan ini digunakan untuk sekolah militer.
Data teknis benteng:
Luas benteng atas 3606,625m².
Benteng bawah 3606,625 m².
Tinggi benteng 9,67 m, ditambang cerobong 3,33 m.
terdapat 16 barak dengan ukuran masing-masing 7,5 x 11,32 m.

Kolam Renang "Gading Splash Water/GSW"

Terletak di dalam area ibukota Kebumen hanya 300 m, arah barat daya dari alun-alun Kebumen. Ini adalah kolam renang yang di disain sangat artistik, ada pencampuran bangunan budaya barat dan timur, sangat cocok untuk tempat hiburan dan pembelajaran keluarga, karena didalamnya terdapat banyak fasilitas pendukung, dari area bermain anak, cafe, mini market, tempat fitnes yang modern, sampai area erobic. Ini benar-benar rest area yang akan juga bikin kita fress, sehat dan menghibur.

Daftar Pemimpin Kebumen

Nama-Nama Tumenggung/Adipati/Bupati yang Pernah Memimpin Kebumen
No. Nama Tahun Nama Daerah
1 Panembahan Bodronolo 1642-1657 Panjer
2 Hastrosuto 1657-1677 Panjer
3 Kalapaking I 1677-1710 Panjer
4 KRT.Kalapaking II 1710-1751 Panjer
5 KRT.Kalapaking III 1751-1790 Panjer
6 KRT.Kalapaking IV 1790-1833 Panjer
7 KRT. Arungbinang IV 1833-1861 Panjer
8 KRT. Arungbinang IV 1861-1890 Kebumen
9 KRT. Arungbinang IV 1890-1908 Kebumen
10 KRT. Arungbinang IV 1908-1934 Kebumen
11 KRT. Arungbinang IV 1934-1942 Kebumen
12 R. Prawotosoedibyo S. 1942-1945 Kebumen
13 KRT. Said Prawirosastro 1945-1947 Kebumen
14 RM. Soedjono 1947-1948 Kebumen
15 R.M. Istikno Sosrobusono 1948-1951 Kebumen
16 R.M. Slamet Projorahardjo 1951-1956 Kebumen
17 R. Projosudarto 1956-1961 Kebumen
18 R. Sudarmo Sumohardjo 1961-1963 Kebumen
19 R.M. Suharjo Notoprojo 1963-1964 Kebumen
20 DRS. R. Soetarjo Kolopaking 1964-1966 Kebumen
21 R. Suyitno 1966-1968 Kebumen
22 Mashud Mertosugondo 1968-1974 Kebumen
23 R. Soepeno Soerjodiprodjo 1974-1979 Kebumen
24 DRS. H. Dadiyono Yudoprayitno 1979-1984 Kebumen
25 Drs. Iswarto 1984-1985 Kebumen
26 H. M.C. Tohir 1985-1990 Kebumen
27 H.M. Amin Soedibyo 1990-1995 Kebumen
28 H.M. Amin Soedibyo 1995-2000 Kebumen
29 Dra. Rustriningsih, M.Si. 2000-2005 Kebumen
30 Dra. Rustriningsih, M.Si. 2005-2008 Kebumen
31 K. H. Nashiruddin Al Mansyur 2008-2010 Kebumen
32 H. Buyar Winarso, SE 2010- Kebumen

Kabupaten Kebumen

Sejarah rakyat

Nama Kebumen konon berasal dari kabumian yang berarti sebagai tempat tinggal Kyai Bumi setelah dijadikan daerah pelarian Pangeran Bumidirja atau Pangeran Mangkubumi dari Mataram pada 26 Juni 1677, saat berkuasanya Sunan Amangkurat I. Sebelumnya, daerah ini sempat tercatat dalam peta sejarah nasional sebagai salah satu tonggak patriotik dalam penyerbuan prajurit Mataram di zaman Sultan Agung ke benteng pertahanan Belanda di Batavia. Saat itu Kebumen masih bernama Panjer.

Salah seorang cicit Pangeran Senopati yaitu Bagus Bodronolo yang dilahirkan di Desa Karanglo, Panjer, atas permintaan Ki Suwarno, utusan Mataram yang bertugas sebagai petugas pengadaan logistik, berhasil mengumpulkan bahan pangan dari rakyat di daerah ini dengan jalan membeli. Keberhasilan membuat lumbung padi yang besar artinya bagi prajurit Mataram, sebagai penghargaan Sultan Agung, Ki Suwarno kemudian diangkat menjadi Bupati Panjer, sedangkan Bagus Bodronolo ikut dikirim ke Batavia sebagai prajurit pengawal pangan.

Adapun selain daripada tokoh di atas, ada seorang tokoh legendaris pula dengan nama Joko Sangrib, ia adalah putra Pangeran Puger/Paku Buwono I dari Mataram, dimana ibu Joko Sangrib masih adik ipar dari Demang Honggoyudo di Kuthawinangun. Setelah dewasa ia memiliki nama Tumenggung Honggowongso, ia bersama Pangeran Wijil dan Tumenggung Yosodipuro I berhasil memindahkan keraton Kartosuro ke kota Surakarta sekarang ini. Pada kesempatan lain ia juga berhasil memadamkan pemberontakan yang ada di daerah Banyumas, karena jasanya kemudian oleh Keraton Surakarta ia diangkat dengan gelar Tumenggung Arungbinang I, sesuai nama wasiat pemberian ayahandanya. Dalam Babad Kebumen keluaran Patih Yogyakarta, banyak nama di daerah Kebumen adalah berkat usulannya.

Di dalam Babad Mataram disebutkan pula Tumenggung Arungbinang I berperan dalam perang Mataram/Perang Pangeran Mangkubumi, saat itu ia bertugas sebagai Panglima Prajurit Dalam di Karaton Surakarta. Di dalam perang tersebut hal yang tidak masuk akal adalah ia tidak menyerah ke Pangeran Mangkubumi,yang seharusnya berpihak ke Pangeran Mangkubumi karena beliau termasuk putra Paku Buwono I/ Pangeran Puger. Ternyata ia bertugas sebagai mata2 penghubung antara pihak Kraton Surakarta dengan Pengeran Mangkubumi, pada tiap2 waktu ia sabagai utusan Kraton Surakarta untuk membawakan biaya perang kepada Pangeran Mangkubumi. Cara membawa biaya perang tersebut yang dalam bentuk emas dan berlian yang dimasukkan di dalam sebuah Kendang besar, tidak ada satupun yang tahu, baik Belanda,para punggawa Kraton Solo maupun para prajurit pihak Pangeran Mangkubumi sendiri. Cara membawanya dengan diselempangkan di belakang badannya sambil naik naik kuda, begitu berhasil menembus posisi yang dekat dengan Pangeran Mangkubumi maka dengan cepatnya Kendang tersebut ditaruh di dekat Pangeran Mangkubumi, kemudian pergi lagi. Demikian pada tiap2 waktu Arungbinang melaksanakan misi rahasia tersebut, sehingga perang Pangeran Mangkubumi mendapatkan biaya, bahkan peperangan ini ada yang menyebutkan sebagai perang Kendang. Tampaknya alasan inilah yang membuat posisi Arungbinang sebagai utusan rahasia. Tugas seperti itu dilakukan berulangkali.